Arsip

Archive for Juli, 2010

Sendiri Ku (Lagi Untuk Dua Dua)

Jalanku Belum Juga Usai untuk melangkah…

Meski Akhirnya hatiku kacau balau karena siraman air mata…

Rasanya seperti ketika kau hempaskan setiap kenangan ketika berbunga…

habis sudah bait tuk merebut kisahmu dari lembar cerita yang hampir lapuk….

Ada juga amarah yang kusimpan ketika itu…

Kududukkan Gelisahmu di singgasana lembut tanpa permata….

kudekap erat bayangmu keika bersua dalam angan…

Kusebut namamu di kesendirianku dalam sepi….

sengaja kupejamkan mata tuk hadirkanmu disisiku saat sendiri…

menahan nafas tuk mengakui bahwa lama ku tak bersamamu….

rinduku tlah kusimpan disisi hatimu dan di antara syair-syair cinta…

Ku mencintaimu layaknya perempuanku yang memang kucintai….

Tak ingin kujadikan rindu ini menjadi kisah yang tntas di awal cerita….

22072010.

Kategori:Syair

Ketika Sepi Diantaramu

Juli 21, 2010 1 komentar

biarkan kurajut simpul demi simpul temali cerita yang tak jua bertepi…

biarkan ku sejenak tenggelam pada nestapa tanpa suara…

biarkan kuhampiri dirimu yang hanya bayang duhai perinduku yang sunyi…

seandainya sesaat lagi kuberjabat dengan sepi yang sedih….

tak penting kau khawatirkan itu,….

aku hanya lupa tuk katakan padamu….

aku mencintaimu tanpa “karena”

-Polewali, 180610-

Kategori:Syair

Kembali Lagi Untuk Waktu yang Belum Usai

Kembali lagi kemusim yang kering… setelah rintik hujan yang menyirami rindu-rindu dan sempat beriringan dengan peluh dan disitu ada air mata yang tersenyum…. pula kita terpaksa berbagi risau dengan angin untuk lanjutan cerita mimpi-mimpi kita,… setelah seuntai salam dan seceraca senyummu malam itu yang kemudian sosokmu bergerak menjauh dan kita berpisah lagi…. setidaknya kau tiba di pembaringan dengan titik air mata yang mengalir begitu pelan dan mesra… seperti blitz kamera saat kucuri ekspresimu dalam gambar yang akhirnya kusadari…di tepi hati yang sedang bersedih aku mencintaimu dan kamu ada di tengah-tengah dadaku… meski akhirnya aku sekarat di ujung warna yang semakin gelap… kuingat lagi seuntai kalimat yang mengalir dari bibirmu yang sambil menatapku tajam dan tanganmu menyentuh leherku engkau berujar “sayangku, Selalu ada waktu”

Kategori:Syair